Arsip Blog

Jumat, 27 Juni 2008


I Gede Adnyana, FGAH Dunia Maya

MANGKU VS MISIONARIS
(SEPUTAR DIALOG KONSOLIDASI PEKABARAN INJIL DI KALTIM)

Pada tanggal 25 Juni 2008, bertempat di gedung Lamin Dayak Kota bontang Kalimantan Timur, dalam sebuah seminar Konsolidasi Pekabaran Injil Dalam Masyarakat Majemuk. Parisada Hindu Dharma Indonesia Kota bontang diundang untuk memberikan pandangan Agama Hindu tentang Pekabaran Injil. Dalam kesempatan ketua Parisada Kota Bontang Agung Eka Purnawan memberikan rekomendasi kepada Paruman Pinandita, yang diwakilkan saya sebagai salah satu anggota paruman pinandita.
Para misionaris dari seluruh Kalimantan Timur sekitar 50 peserta berkumpul untuk melakukan konsolidasi bagi penyebaran Kristen di Kalimantan Timur. Konsolidasi ini dilaksanakan oleh Majelis Sinode Gereja Evangelis Kalimantan Selatan. Dalam pertemuan yang berlangsung selama kurang lebih 60 menit dibagi menjadi dua termin, 30 menit pemaparang Pandangan Hindu tentang Pekabaran Injil. Dalam pemaparan ini saya mewakili PHDI, menyanggah sebutan Hindu Bali yang tertera pada undangan, dan meminta panitia menggunakan Agama Hindu Dharma, sebab Hindu memang bukan Bali saja, tapi Hindu untuk semua umat manusia.
Dalam kesempatan tanya jawab ada begitu banyak pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan seputar hindu, yang dapat dirangkum sebagai berikut:


  • Misionaris : Apakah Hindu membenarkan Poligamy!

  • Mangku : Bukan masalah boleh atau tidak boleh, tetapi lebih pada mampu atau tidak mampu, dan karena kondisi. Hal ini dicontohkan oleh Prabu Dasarata yang memiliki tiga istri, tetapi rukun seperti saudara, satu sama lain saling mengasihi. Ketika istri pertama tidak memperoleh keturunan ia mendorong suaminya untuk menikah, demikian pula ketika istri kedua juga tidak mempunyai keturunan, ia melakukan hal yang sama. Tetapi dizaman sekarang masih adakah yang seperti itu?

  • Misionaris : Apakah kasta dalam agama Hindu masih relevan dengan perkembangan zaman dewasa ini!

  • Mangku : Kasta adalah penyimpangan dari ajaran Catur Warna dalam agama Hindu. Catur Warna disarakan pada bakat (guna) dan pekerjaan (Karma), bukan pada keturunan.

  • Misionaris :Kitab suci apa sajakah yang dipakai oleh agama Hindu dalam menghadapi masyarakat Hindu yang majemuk? Apakah ada kesamaan Kitab suci?

  • Mangku : Kitab suci yang dipakai adalah Weda yang terdiri dari sruti dan smerti. Kitab suci yang paling popular adalah itihasa Ramayana dan Mahabharata sebagai bagian dari Weda Smerti, sebab dari sinilah seseorang mulai belajar mengenal Hindu, dimana didalam mahabarata terdapat kitab Sruti Bhagawad Gita yang agung.

  • Misionaris :Hindu itu kurang diterima oleh masyarakat dewasa ini yang bisa dilihat dari jumlahnya. apakah Hindu ada greget untuk menambah kuantitas umatnya

  • Mangku : Jika dikatakan jumlahnya minim, Hindu bersama anak-anaknya, Buda, Sikh, Jaina, menempati urutan pertama. India dengan jumlah penduduk semilyar lebih merupakan kantong terbesar Hindu. Saudara tidak sadar bahwa setiap upacara adat yang ada di nusantara yang tidak diakui sebagai agama, terdapat unsure Agama Hindu. Sebagai contoh upacara sedekah bumi untuk Hyang Baruna, Bakti pertiwi untuk Ibu Pertiwi, Saren Tahun untuk Dewi Sri, dan masih banyak lagi yang kesemuanya mengacu pada pemujaan Dewa-Dewi Hindu. Jadi sangat banyak orang yang masih nglakoni ajaran Hindu walaupun tidak mengakui sebagai Hindu. Dan kami berprinsip agama yang besar harus menciptakan kedamaian terlepas dari banyak atau sedikit pengikutnya.

  • Misionaris :Karena menurut anda (Hindu) Tuhan itu satu, apakah Hindu mengakui Yesus sebagai Tuhan?

  • Mangku : Saya (HINDU) mengakui Yesus sebagai seorang Resi yang mencapai pencerahan, Yesus bukanlah satu-satunya anak Tuhan, sebab seluruh alam ini adalah putra-Nya.

  • Misionaris :Hindu sebagai agama bumi dan bukan agama langit, bagaimana menurut pandangan anda?

  • Mangku : Saya tidak keberatan karena Tuhan dalam Pandangan Hindu ada dimana-mana, bahkan ada dalam setiap makhluk yang disebut Atman. Jadi Tuhan tidak jauh ada dilangit tetapi ada disini, dan kita ada dibumi jadi yang cocok ya agama bumi. Lagi pula itu yang mengatakan manusia, Tuhan belum pernah berkata pada saya, hai kamu, agamamu agama bumi kamu harus pindah agama langit!

  • Misionaris :Apakah syarat menjadi Hindu?

  • Mangku :Jika anda tertarik menjadi Hindu cukup dengan melakukan upacara Sudi Wadani.

  • Misionaris :Bagaimana pandangan Hindu tentang Sorga dan Neraka, inkarnasi dan kiamat!

  • Mangku : Tidak ada satupun mantra/sloka yang menjamin jika seseorang masuk Hindu akan mendapatkan sorga. Sorga itu bukanlah tujuan dari seorang yang beragama Hindu. Sorga adalah hasil dari perbuatan baik dan neraka hasil dari perbuatan buruk, seorang Hindu harus berusaha melampaui perbuatan baik dan buruk untuk mencapai moksa. Jadi rumusnya sudah jelas berbuat baik mendapat sorga, berbuat buruk mendapat neraka, setelah habis masa sorga lahirlah jadi manusia yang ciri-cirinya tiak cacat, penuh kebahagiaan dan dikaruniai kemudahan. Jika lahir dari neraka bisa berupa binatang atau manusia hina, cacat, kerdil, salah ukur, penuh penderitaan di bumi ini. Konsep ringkasnya aalah Jiwa memesan badan, sampai saatnya mencapai Moksa. Saat semua makhluk mencapai moksa bersatu dengan Tuhan saat itulah Pralaya (kiamat).

  • Misionaris : Anda mengatakan agama yang berselisih itu seperti oang buta yang meraba gajah, tetapi anda tidak sadar bahwa agama tidak bisa disamakan dengan orang buta sebab merupakan wahyu?

  • Mangku : Perbedaan Keyakinan dianalogikan dalam kitab Wrhaspatti Tattwa sebagai lima orang buta meraba sekor gajah. Si A yang meraba belalainya akan mengatakan gajah itu sepeti ular, si B yang meraba ekornya mengatakan gajah itu seperti ranting, si C yang meraba perutnya akan berkata gajah itu seperti gentong, si D yang meraba kakinya berkata gajah itu seperti tiang yang kokoh, da si E yang meraba telinganya berkata gajah itu seperti daun talas yang lebar. Demikianlah kita harus menyadari bahwa masing-masing agama memiliki sudut pandang yang berbeda. Inilah sumbangan Hindu bagi kerukunan umat beragama, jika diterakan saya yakin pasti tidak akan terjadi konflik antar umat beragama. Sayangnya kita (agama yang bertikai) tidak sadar kalau kita sebenarnya buta!Inilah sumbangan Hindu bagi kerukunan umat beragama, jika diterakan saya yakin pasti tidak akan terjadi konflik antar umat beragama. Sayangnya kita (agama yang bertikai) tidak sadar kalau kita sebenarnya buta!

  • Misionaris :Apakah ada keberatan dari pihak Agama Hindu atas pekabaran Injil yang dilakukan kritsen selama ini?

  • Mangku : Tat Twam Asi, mengajarkan hendaknya seseorang selalu memandang orang lain sebagai sahabat, sebagai saudara sendiri. Menyakiti orang lain berarti menyakiti diri sendiri. Dalam Yajur Weda 40.7, disebutkan:
    Seseorang yang memandang seluruh manusia memiliki atma yang sama dan dapat melihat semua manusia sebagai saudaranya, orang tersebut tidak terikat dalam ikatan dan bebas dari kesedihan

    Hindu memandang bahwa dalam semua Agama ada kebenaran yang adi luhung walaupun disampaikan dengan jalan yang berbeda, seperti yang diuraikan dalam Bhagawad Gita IV.11 sebagai berikut:

    Ye yatha mam prapadyante
    Tams tathaiva bhajamy aham
    Mama vartmanuvartante
    Manusyah partha sarvasah.

    Bagaimanapun jalan manusia mendekati-Ku, Aku terima, wahai arjuna, manusia mengikuti jalan-Ku pada segala jalan.
    Jadi selama dengan cara yang bijak dan tidak ditujukan kepada orang yang sudah beragama tentu tidak ada keberatan dari pihak Hindu

  • Misionaris : Anda mengatakan hendaknya penyabaran agama agar ditujukan kepada orang yang belum beragama. Tetapi kita tahu bahwa di Kaltim ini semua orang telah beragama, mengapa anda (seorang Hindu) kesini (menyebarkan agama Hindu)!

  • Mangku : Sejarah mengakui bahwa sejak abad ke-4, Hindu telah menjadi agama resmi di Kalimantan Timur pada masa kerajaan Kutai. Tidakkah seharusnya saya yang bertanya kenapa anda kesini?
    Ditengah deraan para misonaris saya menyempatkan diri menyarangkan “pukulan”, dengan menolak pekabaran injil pada masyarakat yang telah beragama. Karena Hindu telah ada sejak abad ke-4 di Kaltim kenapa anda kesini? Kata-kata yang merupakan jawaban atas pertanyaan yang terakhir ini disambut dengan senyum kecut dan tepuk tangan dari para misionaris.
    Dari dialog konsolidasi ini menggambarkan bagaimana pandangan Kristen terhadap Hindu selama ini. Dipandang sebagai agama minoritas, tidak menarik, agama bumi, sistem kasta dan sebagainya. Ini merupakan PR bagi kita semua untuk bangkit, mempelajari kembali butir-butir kebijaksanaan Weda, menerapkannya bagi generasi sekarang dengan cara yang mungkin bisa dianggap lebih menarik, yang tidak hanya menonjolkan upacara-upacara, tetapi bagaimana implementasi dari cara hidup sebagai seorang Hindu. Bagaimana Hindu bisa bangkit jika tidak dimulai dari kesadaran kita sendiri sebagai seorang Hindu.
    Catatan untuk Parisada yang berada di wilayah Kalimantan dimana masih banyak saudara kita Dayak Kaharingan khususnya di Melak Kutai Barat, belum bergabung dengan Agama Hindu, agar mendapat perhatian sesegera mungkin, sebab mereka inilah sasaran empuk para misionaris. Pendekatan budaya lokal harus dikedepankan jika ingin mereka menjadi Hindu. Kita tinggal selangkah saja, maju dan rangkul mereka sebelum para misionaris menjebol benteng terakhir Kaharingan di Kutai Barat. Sudah saatnya Orang Hindu mengabarkan Weda seperti yang tertera dalam bait Yajur Weda XVI.18, sebagai berikut:

    Yathemam wacam kalyanim awadani jnebyah,
    brahma rajyanyabhyam sudraya caryaya ca swaya caranayaca.

    Demikianlah semoga hamba dapat menyampaikan sabda-sabda suci (weda) ini kepada masyarakat pada umumnya, para pedagang, petani, buruh, baik kepada keluarga golongan saya sendiri dan orang lain sekalipun.

    OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM

Selasa, 24 Juni 2008

I Gede Adnyana, FGAH Dunia Maya PANDANGAN HINDU DHARMA TENTANG PENGKABARAN INJIL OM AWIGNAMASTU NAMOSIDHAM OM ANOBADRAH KRATAWOYANTU WISWATAH Ya Tuhan semoga tiada rintangan! Ya Tuhan semoga pikiran baik datang dari segala penjuru! A. PENDAHULUAN Agama merupakan ajaran yang bersumber dari penguasa Agung alam semesta, sebagai awal, tengah dan akhir dari sarwabhawa (segala yang ada). Ia sangat sempurna, tanpa cacat, tanpa noda, tanpa awal, tengah, dan akhir. Bagaimanapun kita memikirkan-Nya sangatlah tidak mungkin membayangkan Ia yang Maha sempurna dengan pikiran yang sangat terbatas. Perlu dipahami bahwa pola pikir yang benar akan mengantarkan pemahaman secara benar. Menurut Drs. I Gede Sura, sedikitnya ada tiga pola pikir: 1. Pola pikir Ilmiah yaitu pola pikir yang didasarkan pada proses ilmiah atau dikenal juga dengan kebenaran keilmuan. Pola pikir ini sangat berguna dalam penelitian-penelitian ilmu pengetahuan yang lebih mengedepankan logika. Orang yang berhasil menerapkan pola pikir ini dikenal dengan ilmuan. Misalnya Einstein, Thomas Alpha Edison, dsb. 2. Pola pikir Filsafat, didasarkan pada renungan secara mendalam oleh manusia sehingga kebenaran yang diperoleh adalah kebenaran filsafati, sedangkan sang perenung yang memperoleh jawaban atas pokok persoalan yang dipecahkan disebut Filosof atau filsuf. Misalnya: Plato, Aristoteles, dsb. 3. Pola pikir Agama yang bersumber dari keyakinan. Karena bersumber dari keyakinan maka pola pikir agama lebih mengutamakan rasa. Pola pikir agama sangat dipengaruhi oleh ajaran dari masing-masing agama, karena itu agama yang berbeda memiliki pola pikir yang berbeda pula. Pola pikir Agama Hindu akan berbeda dengan pola pikir Islam, Kristen, Katolik maupun Buddha. Untuk memperoleh cara berfikir yang sistematis, seseorang harus memilah-milah sendiri dalam pikirannya apakah ini agama, apakah ini filsafat ataukan ilmiah. Namun dalam kenyatannya terkadang ada kaitan antara satu pola pikir dengan pola pikir yang lain, yang mana hal ini akan menimbulkan kerancuan apabila tidak didasari oleh Wiweka. Campur aduk pola pikir agama-agama sangat sering terjadi sehingga terkesan adanya pemaksaan atau penjajahan oleh satu agama terhadap agama yang lain. Hal ini dinalogikan dalam kitab Wrhaspatti Tattwa sebagai lima orang buta meraba sekor gajah. Si A yang meraba belalainya akan mengatakan gajah itu sepeti ular, si B yang meraba ekornya mengatakan gajah itu seperti ranting, si C yang meraba perutnya akan berkata gajah itu seperti gentong, si D yang meraba kakinya berkata gajah itu seperti tiang yang kokoh, da si E yang meraba telinganya berkata gajah itu seperti daun talas yang lebar. Demikianlah kita harus menyadari bahwa masing-masing agama memiliki sudut pandang yang berbeda. Tidak dapat dipungkiri bahwa ketidaktahuan alias kebodohanlah yang menyebabkan terjadinya berbagai konflik agama, misalnya kalau di agama A ada ini maka seorang yang beragama B akan menjawab,”Ia dalam agama saya juga ada ini!” Walaupun jawaban si B tadi belum tentu benar. Karena itulah setiap orang hendaknya mengetahui, mamahami, dan mengamalkan agamanya secara benar. Dalam setiap praktek agama (sadhana) ada tiga unsur pokok yang selalu ada yaitu: 1. Mudra, gerakan tubuh atau badan yang digunakan saat manusia berhubungan dengan Tuhan. Dari mudra melahirhkan seni tari, baik sacral maupun profan. 2. Mantra/ doa (man=pikiran, tra=membebaskan keterikatan), ucapan suci yang ditujukan kepada Tuhan untuk menacapai kebagaiaan Lahir (jagadhita) dan rohani (Moksa). Dari Mantra lahir seni suara dan lagu-lagu. 3. Yantra, yaitu sarana pemusatan pikiran, arah atau kiblat kemana seseorang menyembah, bisa berupa aksara (a=tidak, ksara=pecah), gambar, atau benda-benda. Dari Yantra lahir seni rupa baik 2 dimensi maupun 3 dimensi. B. PANDANGAN HINDU TENTANG PENYEBARAN KITAB SUCI Agama yang berbeda-beda ibarat beberapa buah jalan menuju tujuan yang sama, sebab Tuhan yang disembah hanyalah satu. Hal ini diuraikan dalam Reg Weda Mandala I Sukta 164 Mantra ke-46 yangmenyebutkan: Indram Mitram Varuna Agni ahur atho divyah sasuparno garutman, Ekam sad vipra bahudha vadhantyagnim yamam matarisvanam ahuh. Artinya: Mereka menyebutkan Indra, Mitra, Varuna, Agni, dan dia yang bercahaya yaitu Garutman yang bersayap elok. Satu itu (Tuhan) sang bijaksana menyebut dengan banyak nama seperti Agni, Yama, Matarisvan. Lebih lanjut hal ini dijelaskan juga dalam Mantram Tri Sandhya bait ke-2: Eko narayana nadwityo’sti kascit Hanya satu Tuhan (Narayana) tiada yang ke-dua Karena Tuhan itu satu maka semua agama bersumber dari yang satu yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Jika agama diwahyukan oleh Tuhan yang berbeda tentu akan ada pemisahan ciptaan Tuhan. Jika demikian Hindu akan menjadi agama yang paling arogan karena Tuhannya paling tua, tentu ini merupakan satu pandangan yang amat keliru (asmita). Ajaran suci yang terangkum dalam kitab suci hendaknya diajarkan kepada setiap orang, seperti termuat dalam bait Yajur Weda sukta XVI mantra 18, sebagai berikut: Yathemam wacam kalyanim awadani jnebyah, brahma rajyanyabhyam sudraya caryaya ca swaya caranayaca. Demikianlah semoga hamba dapat menyampaikan sabda-sabda suci (weda) ini kepada masyarakat pada umumnya, para pedagang, petani, buruh, baik kepada keluarga golongan saya sendiri dan orang lain sekalipun. Dalam uraian diatas dijelaskan bahwa ajaran suci Weda harus sampai kepada semua orang tanpa membedakan profesi maupun golongan. Namun demikian dewasa ini penyebaran agama hendaknya mempertimbangkan berbagai hal. Karena agama merupakan keyakinan maka amat erat kaitannya dengan perasaan. Hendaknya penyebaran agama bukan ditujukan kepada mereka yang sudah beragama, karena hal ini disamping rawan konflik juga pekerjaan yang sia-sia, hal ini dijelaskan dalam Bhagawad Gita II.46, sebagai berikut: Yavan artha udapane Sarwatah samplutodake Tawan sarwesu vedesu Brahmansya vijanatah Sebagai halnya sebuah kolam didaerah banjir yang digenangi air dimana-mana, demikian pula kitab suci bagi para arif bijaksana Hendaknya pengkabaran kitab suci tepat sasaran yaitu pada orang yang haus akan siraman Rohani dan bukan pada orang yang telah mengerti memamahi dan mengamalkan ajaran agamanya. Dewasa ini lebih baik para tokoh agama berkonsentrasi membina umat secara kedalam, meninggalkan pola lama yang exklusif menjadi inklusif. Terlebih lagi saat ini agama-agama amat rawan dengan aliran-aliran yang menyimpang dari rel induknya yang amat sangat perlu untuk diperhatikan. Perilaku menyinggung merendahkan keyakinan orang lain amat bertentangan dengan ajaran cinta kasih yang diajarakan oleh semua agama. Hindu dengan Tat Twam Asi, mengajarkan hendaknya seseorang selalu memandang orang lain sebagai sahabat, sebagai saudara sendiri. Menyakiti orang lain berarti menyakiti diri sendiri. Dalam Yajur Weda 40.7, disebutkan: Seseorang yang memandang seluruh manusia memiliki atma yang sama dan dapat melihat semua manusia sebagai saudaranya, orang tersebut tidak terikat dalam ikatan dan bebas dari kesedihan. Atma adalah percikan terkecil dari Tuhan yang bersemayam dalam diri setiap makhluk, yang menjadikannya hidup. Artinya semua makhluk memiliki zat yang hakiki yang bersumber dari Tuhan Yang Esa. C. PANDANGAN HINDU TENTANG PINDAH AGAMA Tidak ada satupun mantra/sloka yang menjamin jika seseorang masuk Hindu akan mendapatkan sorga. Sorga itu bukanlah tujuan dari seorang yang beragama Hindu. Sorga adalah hasil dari perbuatan baik dan neraka hasil dari perbuatan buruk, seorang Hindu harus berusaha melampaui perbuatan baik dan buruk untuk mencapai moksa. Jadi rumusnya sudah jelas berbuat baik mendapat sorga, berbuat buruk mendapat neraka. Agama apapun yang dianut jika prilaku tidak mencerminkan kebajikan pasti neraka imbalannya. Dan Hindu tidak ingin hanya tinggal disorga sebagai ciptaan Tuhan, tetapi lebih dekat lagi selalu ada didalam Tuhan, bersatu dengan Brahman. Ini bisa dicapai jika seseorang menyadari bahwa menyembah bukan untuk sorga tetapi demi untuk sembah itu sendiri. Bekerja bukan untuk hasil tapi demi kerja itu sendiri. Berusaha bebas dari keterikatan terhadap duniawi, dan menyandarkan diri hanya kepada Brahman (Tuhan). Bagaiamana dengan kasus pindah agama? Dalam pandangan Weda jika seseorang berpindah agama maka dia hanyalah berpindah jalan, sementara Tuhan yang disembah hanyalah satu. Hindu memandang bahwa dalam semua Agama ada kebenaran yang adi luhung walaupun disampaikan dengan jalan yang berbeda, seperti yang diuraikan dalam Bhagawad Gita IV.11 sebagai berikut: Ye yatha mam prapadyante Tams tathaiva bhajamy aham Mama vartmanuvartante Manusyah partha sarvasah. Bagaimanapun jalan manusia mendekati-Ku, Aku terima, wahai arjuna, manusia mengikuti jalan-Ku pada segala jalan. Dalam sloka diatas ditegaskan bahwa adanya berbagai jalan atau cara untuk mendekati Tuhan. Jadi jika sudah tahu tujuannya satu untuk apa berpindah agama, jika harus start dari awal kembali, terkecuali anda belum beragama. Manusia yang kaya adalah manusia yang bebas dari penderitaan. Manusia yang bebas dari penderitaan adalah ia yang bebas dari kebodohan. Hanya ia yang memiliki pengetahuan, yang bebas dari kebodohan, milikilah pengetahuan itu, yang menyebabkan lenyapnya kebodohan. OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM

Jumat, 13 Juni 2008

Nilai-Nilai Pengendalian Diri Dalam Karang Patra

I Gede Adnyana, FGAH Dunia Maya
NILAI-NILAI PENGENDALIAN DIRI DALAM KARANG PATRA
A. PURWAKA OM SWASTYASTU OM AWIGNAMASTU NAMA SIDDHAM, Dewasa ini kita sering mendengar berita kejadian-kejadian kriminal, baik di media cetak maupun elektronik. Semakin meningkatnya pemberitaan kriminal oleh media informasi ternyata justru semakin meningkatkan kuantitas mapun kualitas kriminal. Sebagai contoh pernah terjadi mutilasi lantaran pelaku meniru apa yang di beritakan di berbagai media informasi., sementara upaya penegakan hukum dinegara kita belum maksimal. Kehidupan yang semakin sulit menciptakan persaingan hidup yang semakin rumit. Setiap orang berusaha memenuhi kamanya masing-masing, pola hidup masyarakat dewasa ini semakin rumit, semakin banyak tuntutan yang pada umumnya bersumber pada ketidak mampuan mengendalikan diri. Ketidak mampuan mengendalikan diri dapat di picu oleh beberapa hal, antara lain: 1. Judi, permainan dengan taruhan yang dapat menyesatkan pikiran, rumah tangga hancur, tidak ada harapan masa depan. Kita masih ingat betapa bijaksananya Yudistira, namun karena melakukan permainan judi kebijaksanaanya menjadi hilang. 2. Lapar, yang bisa berakibat pada kurangnya konsentrasi dan dapat mamicu rasa marah. Makanan begitu penting bagi badan, karena tanpa makan badan ini tidak ada. Dalam keadaan lapar umumnya seseorang akan mudah marah (kroda), dari marah timbulah kebingungan (moha). 3. Terlalu menuruti hawa nafsu (kama), sehingga pikiran dibebani oleh keinginan-keinginan. Keinginan seseorang tidak akan pernah habis jika dituruti, Mahabharata melukiskan bahwa kama lebih banyak dari rumput dibumi. Kekawin Ramayana menyuratkan 4. Terlanjur bohong/ dusta yaitu keadaan tidak selarasnya hati dan ucapan. Satu kebohongan akan menimbulkan kebohongan yang lain, sehingga tumpukan kebohongan merupakan virus bagi pikiran, jiwa dan tubuh kita. Kebohongan adalah racun bagi pikiran. Obatnya hanya satu yaitu jujur. 5. Mabuk akibat minum minuman keras yang berakibat pada hilangnya kesadaran pikiran. Minuman keras bagi tubuh adalah racun, yang dapat membakar syaraf-syaraf otak, menyempitkan pembuluh darah serta rentan dengan tindakan criminal. Hal-hal diatas merupakan sebagian kecil saja yang dapat memicu hilangnya kemampuan mengendaliakn diri. Untuk memudahkan hidup kita, berikut ada beberapa tips pengendalian diri, antara lain: 1. Hindari minuman keras, judi, dan makan teratur (bratha) 2. Ingat bangun sebelum matahari terbit lantunkan Gayatri (sauca) 3. Nikmati hidup dengan kesadaran dan rasa eling akan kebesaran Tuhan (bhakti) 4. Damailah dengan sang hidup, hidup sederhana dan tidak berlebihan. (santih) 5. Usaha yang tekun pada meditasi dan usaha pengendalian diri (tapa) Jika si A memiliki barang mewah, si B berusaha memilikinya, demikian seterusnya. Bila kita terlalu menuruti keingian orang lain juga dapat berakibat pada buntunya pikiran kita. Sebagai anugrah agama adalah milik semua insan, dan bukanlah milik orang-orang yang berpendidikan semata, tetapi adalah juga milik mereka yang buta huruf. Karena itu Hindu berusaha agar semua orang yang tinggal di dalamnya mampu belajar tentang esensi dari agama. Pura sesungguhnya semacam kitab suci terbuka, artinya setiap orang yang datang ke Pura diharapkan mampu memetik pelajaran yang berharga. Dalam penyampaian ajarannya Hindu sangat memperhatikan tiga aspek yang dapat mengarahkan umatnya untuk mengendalikan diri, yaitu keseimbangan antara kebenaran (satyam) yang memudahkan hidup, kesucian (Siwam) yang mengarahkan hidup, dan keindahan (Sundaram) yang menghaluskan hidup. Ketiganya merupakan hal yang tak dapat dipisahkan, Sehingga antara satu dengan yang lainnya saling mendukung. Veda mengajarkan tiga esensi dasar, yang merupakan sadhana, seperti yang dikutip dalam kitab Mahanirwana Tantra antara lain: 1. Mudra, yang berasal dari urat kata Mud, yang artinya membuat senang. 2. Mantra, merupakan Ucapan yang membebaskan pikiran. 3. Yantra, merupakan lambang, simbol Sang Hyang widhi Wasa. Ke tiga esensi dasar dari sadhana di atas mengandung satyam, siwam, sundaram, artinya mengandung kebenaran, kesucian dan keindahan. B. PESAN PENGENDALIAN DIRI DALAM KARANG PATRA Apit Surang atau Candi Bentar Tidak dapat dipungkiri bahwa letak pura biasanya berjauhan dengan letak pemukiman penduduk. Hal ini menyebabkan orang yang hendak bersembahyang kadang-kadang memiliki pikiran-pikiran yang melayang-layang, oleh karena itulah dengan adanya apit surang diharapkan orang mulai menarik pikirannya agar terfokus pada usaha untuk mendekatkan diri dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Kori Agung dan Karang Boma Kori agung berpesan pada setiap orang yang hendak sembahyang benar-benar mengendalikan pikirannya. Pikiran itu bagaikan kuda liar yang harus ditundukkan. Langkah pertama untuk menangkapnya adalah mempersempit ruang geraknya, langkah berikutnya tidak memberinya makan hingga menjadi lemah, selanjutnya kuda siap menuruti kehendak tuanya. Hal serupa dapat diterapkan untuk menguasai pikiran dengan seni pengosongan pikiran (zero mind process). Karang boma berpesan, karena terbatasnya waktu kita untuk meningkatkan kehidupan rohani, sehingga diharapkan jangan lagi menunda-nunda untuk berbuat baik, lakukan pengendalian diri sekarang juga. Di dalam kitab Sarasamuscaya disebutkan: Iking tang janma wwang, ksanikabhawa ta ya, tan pahi lawan kedapning kilat, durlaba towi, matangyan pongakena ya ri kagawayanning dharma sadhana, sakaranangin manasanang sangsara, swargaphala kunang. Terjemahan: Kelahiran menjadi manusia pendek dan cepat keadaannya itu, tak tak ubahnya dengan gerlapan kilat, dan amat sukar pula untuk diperoleh; oleh karenanya itu, gunakanlah sebaik-baiknya kesempatan menjadi manusia ini untuk melakukan penunaian dharma, yang menyebabkan musnahnya proses lahir dan mati, sehingga berhasil mencapi sorga. Karang Gajah atau Karang Asti, Karang Gajah merupakan ukiran berbentuk kepala gajah. Adapun maknanya adalah hendaknya seseorang haruslah astiti bhakti dengan segenap tekad dan kekuatan yang ada, dengan sungguh-sungguh akan berusaha mengalahkan rintangan-rintangan yang ada. Kekuatan seseorang terdapat pada ketenangannya menghadapi berbagai persoalan, mampu berbuat baik walau dalam keadaan sulit dan tulus dalam menghadapi hidup. Ketulusan dalam menghadapi hidup adalah kekuatan tak ternilai. Harta ini harus selalu dijaga dengan astiti bakti, menghubungkan diri dengan Sang Hyang Widhi Wasa. Daun Waru dan Patra Punggel Motif daun waru yang melambangkan waranugraha, atau anugrah dari Sang Hyang Widhi Wasa. Anugrah baru dirasakan jika seseorang selalu bersyukur dan mampu mengendalikan indriyanya seperti yang digambarkan dalam. Patra punggel. Patra punggel mengisyaratkan agar manusia memotong atau memangkas pikiran-pikiran yang menyebabkan manusia terbelit dalam suka dan duka. Bhagawad Gita menjelaskan: Melepaskan tanpa kecuali semua keinginan lahir dari keakuan, mengendalikan dengan pikiran semua indria pada semua sisi (BG,VI.24) Dengan akal budi yang penuh kesabaran, dengan pikiran yang menetap pada atma, biarlah ia mencapai ketenangan perlahan-lahan. Janganlah ia memikirkan apa-apa yang lain (BG. VI.25). Karena kebahagiaan tertinggi datang pada yogin yang pikirannya tenang yang nafsunya tidak bergolak, yang keadaannya bersihdan bersatu dengan Tuhan (BG. VI. 27) Dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan tertinggi akan datang jika seseorang mampu mengendalikan pikiran. Karang Tapel Karang tapel menandakan bahwa badan kita sesungguhnya sesuatu yang tidak kekal. Janganlah kecantikan, ketampanan masa muda menghalangi tujuan manusia yang sesungguhnya. Namun demikian melalui badan ini manusia mampu mengetahui baik dan buruk. Sarasamuscaya sloka 2 menyebutkan: Ri sakwehning sarwa bhuta, iking janma wwang juga wenang gumawayaken ikang subhasubhakarma, kuneng panentasakena ring subhakarma ikang asubhakarma, phalaning dadi wwang. Terjemahan: Diantara semua makhluk hidup, hanya yang dilahirkan menjadi manusia sajalah, yang dapat melaksanakan perbuatan baik ataupun buruk, leburlah kedalam perbuatan baik, segala perbuatan yang buruk itu; demikianlah gunanya menjadi manusia. Motif Kakul Motif kakul atau keong mengisyaratkan agar kemanapun kita selalu memohon perlindungan. Jika keong selalu membawa rumahnya kemana-mana sebagai tempat perlindungan maka manusia hendaknya selalu eling pada sang Maha Pencipta, dan berpegang teguh pada dharma sebagai tempat berlindung. Sarasamuscaya sloka 18, menjelaskan: Mwang kotaman ikang dharma, prasidda sangkaninghitawasana, irikang mulahaken ya, mwang pinaka sraya sang pandita, sangksepanya, dharma mantasakenikang triloka. Terjemahan: Dan keutamaan dharma itu sesungguhnya merupakan sumber datangnya kebahagiaan bagi yang melaksanakannya; lagi pula dharma itu merupakan perlindungan orang yang berilmu; tegasnya hanya dharma yang dapat melebur dosa Triloka atau jagad tiga itu. Karang Sae Karang Sae merupakan simbul dari binatang buas, mengisyaratkan agar manusia sadar bahwa dirinya dipenuhi nafsu-nafsu binatang. Di dalam kakawin Ramayana disebutkan “Ragadi musuh maparo, rihati ya tonggwanya tan madoh ringawak….”. Artinya : nafsu adalah musuh yang paling dekat, di hati tempatnya tak jauh dari badan…… Hawa nafsu atau kama yang tidak dikendalikan merupakan rintangan dalam meningkatkan kehidupan spiritual. Latihan mengendalikan kama dapat dilakukan dengan mulai menerima kondisi nyata dari diri kita. Karena kebahagiaan itu bukanlah suatu keadaan miskin atau kaya melainkan suatu sikap mengahadapi kenyataan hidup. C. KESIMPULAN Ketika kita mengkondisikan pikiran untuk selalu terkendali, melenyapkan nafsu angkara, menyirami hati nurani dengan cahaya pengetahuan (Vidya) maka dengan sendirinya Viveka Jnana akan tumbuh menjadi payung abadi. Ibarat tedung (payung) yang memberi kesejukan tatkala matahari menyengat, namun ketika hujan turun ia juga mampu melindungi dari air, demikianlah jika seseorang memiliki Viveka akan terlindung dari segala kesengsaraan (suka-duka). Dengan demikian menjadi teranglah bahwa sesungguhnya apa yang terpahat dalam ornamen seni ukir Karang Patra, mengalir dari “sungai-sungai Veda”, yang menyirami “lembah-lembah hati” yang kering dan gersang, menumbuhkan kesejukan hati, jiwa menjadi tentram dan pikiran terkendali saat itulah mencapai kebahagiaan sejati. Bagaikan air sungai yang mengalir dari berbagai pegunungan yang pada akhirnya akan bermuara di laut. Siapa saja yang mengerti dengan benar ajaran pengendalian diri yang terkandung dalam karang patra, menerapkan semangat yang terkandung didalamnya niscaya ia akan mencapai hidup bahagia. Moksartham jagadhitaya ca iti dharma. Om Santih, Santih, Santih Om.

Selasa, 03 Juni 2008

cara jitu bikin blog

I Gede Adnyana, FGAH Dunia Maya Cara Membuat Blog / Website yang Disukai Google & Yahoo 7 April 2008 in SEO, Webdesign, tips, trik Tags: google, membuat blog, search engine, SEO, tips, trik, yahoo Dua minggu yang lalu saya kaget setengah mati. Blog saya ini hilang dari Yahoo. Alias jika orang mengetikkan alamat blog saya atau kata kunci apapun di Yahoo, tidak ada satu pun halaman dari blog saya yang keluar? Bagaimana mungkin, sedangkan Google masih rajin mengindeks blog saya ini? Syukurlah, setelah saya melakukan “perbaikan”, sekarang Yahoo sudah mulai mengindeks dan menyukai blog saya. Perbaikan seperti apa? Artikel ini membahas tentang kriteria blog atau website yang disukai google atau yahoo, dengan kata lain bagaimana agar berada pada posisi tinggi saat orang memasukkan kata kunci di Google / Yahoo. Jika yang Anda cari adalah bagaimana cara membuat blog atau website itu sendiri, silakan klik di artikel cara membuat blog, atau cara membuat website gratis. Kembali ke permasalahan. Begitu blog saya hilang dari Yahoo, langsung deh saya introspeksi, apa yang salah dengan blog saya? Saya buka Yahoo Quality Content atau kriteria web seperti apakah yang menurut yahoo adalah berkualitas. Yahoo menyukai: Halaman yang unik, asli, bermutu (bukan copy-paste dari sumber lain) Halaman yang didesign untuk manusia, bukan untuk search engine. Link dalam halaman tersebut berhubungan dengan isinya. Metadata (title, description, keyword) yang benar-benar mendeskripsikan isi. Design web yang baik secara umum. Yahoo tidak menyukai (halaman ini akan hilang dari database Yahoo atau berada di urutan paling buncit): Halaman yang mempengaruhi keakuratan atau relevansi search result. Halaman yang redirect ke halaman lain (doorway) Banyak situs atau halaman yang isinya sama. Halaman yang sebagian besar isinya berisi atau link ke halaman website lain, misalnya isinya tentang program-program afiliasi. Web dengan jumlah hostname virtual yang sangat banyak. Halaman yang sangat banyak, dibuat secara otomatis tanpa isi yang bernilai (cookie-cutter pages) Halaman yang menggunakan metode artifisial (buatan) untuk mempengaruhi search engine rangking. Halaman yang menggunakan teks atau link yang tidak terlihat pengunjung. Halaman yang berbeda dilihat search engine dan pengunjung normal (cloaking). Terlalu banyak link ke situs lain untuk mempopulerkan situs tersebut (link schemes). Halaman yang dibuat dengan tujuan utama untuk Search Engine dengan banyak keyword dan tidak relevan. Penggunaan nama atau merek yang bukan haknya. Situs yang membuka banyak pop-ups, menginstall malware, spyware, virus, trojans, atau mempengaruhi user navigation browser pengunjung. Halaman yang terlihat berisi penipuan atau kecurangan. Karena merasa tidak membuat kecurangan-kecurangan di atas, saya mengisi form Yahoo di sini Yahoo! Search URL Status Review Form. Jawaban Yahoo:It has been determined that your site may not comply with Yahoo!’s Content QualityGuidelines. Listed below are some of the more common reasons that a site may violatethese guidelines: - Cloaking (showing crawlers deceptive content about a site)- Massive domain interlinking- Use of affiliate programs without the addition of substantial unique content- Use of reciprocal link programs (aka “link farms”)- Hidden text- Excessive keyword repetition Saya berpikir ulang, saya melanggar apa ya? Kemudian saya melakukan hal berikut: Untuk menghindari “massive domain interlinking“, saya buang Tag Cloud Widget. Untuk menghindari “reciprocal link program” saya tidak mengisi blogroll dengan link ke directory web / directory blog. Untuk menghindari salah sangka perbuatan penipuan atau pelanggaran hukum saya ganti judul posting blog saya (isinya tetap): 11 Cara Penipuan Gaya Baru di Internet diganti menjadi 11 Cara Penipuan Gaya Baru di Internet (cara menghindari) 13 Macam Email Berantai yang konyol diganti menjadi 13 Macam Email Berantai yang konyol (break chain letters) Syukurlah, setelah melakukan perbaikan-perbaikan di atas, blog saya ini kembali nongol di Yahoo, dan satu persatu halaman dalam blog ini diindeks oleh Yahoo. Website / blog yang berkualitas menurut google Sejak awal blog ini di buat, google kelihatan menyukai blog saya, terlihat dari banyaknya trafik (ratusan) dari search engine padahal PR di awal bulan April 2008 ini masih 0. Mungkin karena blog saya dibuat dengan memperhatikan Design & Content Guidelines dari Google. Design dan isi yang sukai google: Situs dengan susunan yang jelas dan menggunakan teks sebagai link (bukan gambar). Setiap halaman harus dapat dicapai dengan satu buah teks link statik. Memiliki site map yang memudahkan pengunjung, jika satu halaman site map terdapat lebih dari 100 link, maka pisahkan dalam halaman lain. Berisi informasi yang berguna, padat dan isinya jelas. Pikirkanlah kata-kata apa yang dicari orang untuk membuka website Anda, pastikan bahwa dalam web Anda benar-benar terdapat kata tersebut. Usahakan menggunakan teks, bukan gambar untuk menjelaskan nama, isi, atau link. Google crawler tidak mengenali teks yang ada di dalam gambar. Pastikan judul dan atribut ALT akurat. Periksa apakah ada link yang mati dan kode HTML yang salah. Jika Anda menggunakan dynamic pages, (misalnya URL dengan tanda “?”, berhati-hatilah bahwa tidak setiap search engine dapat mengindeks halaman dinamic. Buat parameter sesingkat mungkin dan sesedikit mungkin. Link dalam satu halaman kurang dari 100 buah. Hal-hal yang dilarang google: Jangan membuat halaman yang berbeda ketika dilihat pengunjung atau search engines (cloaking). Tidak menggunakan trik untuk meningkatkan ranking search engine. Cara yang mudah untuk meningkatkan ranking di google adalah dengan bertanya pada diri sendiri: Apakah web saya berguna bagi pengunjung? Jangan tukar menukar link dengan website atau blog yang isinya tidak berhubungan dengan website atau blog Anda (link schemes). Jangan menggunakan tool otomatis untuk submit page atau check page rank, google tidak merekomendasikan program semacam WebPosition Gold. Hindari teks atau link yang tidak kelihatan (kecil sekali atau warnanya sama dengan background) Jangan menggunakan cloaking atau sneaky redirect. Jangan menggunakan submit otomatis ke search engines. Jangan mengisi halaman dengan keywords yang tidak relevant. Jangan membuat halaman, subdomain, atau domain dengan isi yang sama persis. Jangan membuat halaman yang ditujukan untuk phising, menginstall virus, trojan, atau badware lain. Hindari doorway yang hanya dibuat untuk search engines. Hindari halaman yang hanya berisi program afiliasi dengan sedikit atau tidak ada isi yang original. Jika situs Anda berisi tentang program afiliasi, pastikan bahwa situs Anda memiliki nilai tambah. Isi website Anda dengan tulisan yang unik (bukan copy-paste) dan isi yang relevan. Saran dari google (Google Friendly Site): Berikan informasi yang dibutuhkan pengunjung dengan infomasi yang berkualitas. Pastikan website lain memasang link ke website Anda. Dalam menentukan ranking, Google mengkombinasikan jumlah link yang mengarah ke website Anda (pagerank) dan isi dari website Anda. Buat website yang mudah dalam hal navigasi. Semua halaman harus terhubung minimal dengan satu teks link. Hindari “cloaking” atau membayar SEO service, yaitu perusahaan yang menawarkan bisa meningkatkan posisi Anda pada search engine. Banyak metode yang dilakukan oleh SEO Service melanggar ketentuan google ini. Bagaimana, sekarang cek apakah website atau blog Anda sesuai dengan kriteria di atas? Penulis: Oka Mahendra (http://tutorialgratis.wordpress.com/) Link ke artikel ini: Cara Membuat Blog / Website yang Disukai Google & Yahoo Tulisan terkait: Cara cepat website / blog Anda terindeks Search Engine

Vasudewah sarwam iti

“ Vasudewa h  sarwam iti ” Persaudaraan Semesta Oleh : I Gede Adnyana, S.Ag Prakata Pemirsa yang berbahagia, berbagai kejadian...