Arsip Blog

Jumat, 29 Juni 2018

Vasudewah sarwam iti


Vasudewah sarwam iti
Persaudaraan Semesta
Oleh : I Gede Adnyana, S.Ag

Prakata

Pemirsa yang berbahagia, berbagai kejadian yang bertentangan dengan kemanusiaan semakin sering kita dengar, semakin mudah memperoleh berita kriminal dibandingkan berita tentang pembangunan, atau tentang kebaikan. Bahkan insiden berlatar belakang SARA juga semakin mencuat kepermukaan. Dimanakah rasa persuadaraan yang kita miliki? Apakah ini artinya agama mulai melemah atau umat manusia mulai meninggalkan keyakinannya?
Kali ini kita akan membahas tentang Persaudaraan Semesta melalui ajaran mulia Vasudewah sarwam iti”. Hadir bersama kita bapak I Gede Adnyana yang akan mengupas Vasudewah sarwam iti” persuadaraan semesta

  1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat “Vasudewah sarwam iti”?

Bahunam janmanam ante,
 jnanavan mam prapadyate,
Vasudevah sarvam iti
Sa mahatma su-durlabhah (B.G. VII.19)

Orang yang bijaksana akan datang kepada-Ku pada akhir banyak kelahiran, karena tahu Vasudewa adalah segalanya ini; sukar mendapatkan orang agung seperti ini.

Sloka Bhagawad gita VII.19, bagian dari Jnana Wijnana Yoga (pengetahuan serba tahu dalam pengetahuan), memberikan beberapa pemahaman yang patut digaris bawahi antara lain:
Ø  Orang Bijaksana Akan Mencapai Brahman
Ø  Tercapainya Akhir dari kelahiran berulang (samsara)
Ø  Mengetahui Tuhan adalah segalanya ini
Jadi vasudewa sarwam iti adalah mengetahui segalanya adalah Brahman, sebagai landasan persaudaraan semesta, karena secara prinsip keseluruhan alam ini beserta isinya adalah penomena Brahman.

  1. Bagaimana mungkin seseorang dapat memandang segalanya ini sebagai Tuhan?
Oleh karena itulah Bhagawad Gita menyatakan hanya Orang Bijaksana Akan Mencapai Brahman. Artinya untuk memperoleh pemahaman  “Vasudewah sarwam iti” diperlukan kebijaksanaan.
Orang bijaksana dalam kalimat  diatas dapat diterjemahkan sebagai orang yang mengalami pencerahan, yang dapat menggunakan wiweka jnana dengan baik. Yaitu kemampuan memilah yang baik dari yang  buruk kemudian memutuskan memilih yang baik. Kemampuan mengembangkan wiweka jnana ini akan semakin berkembang pada diri setiap manusia seiring dengan pengalaman, pengetahuan serta perenungan-perenungan yang dilakukan dari waktu-kewaktu.

  1. Jika kebijaksanaan itu seperti pohon, bisa tumbuh pada diri manusia, artinya juga sebaliknya dapat menjadi kerdil atau bahkan mati. Faktor apa saja yeng menyebabkan  kerdilnya kebijaksanaan seseorang?
Kebijaksanaan atau wiweka akan  semakin kerdil karena factor-faktor penghambat yang sebenarnya bersumber dari dalam diri manusia yang disebut sad ripu atau enam musuh yang ada dalam diri manusia, seperti dijelaskan dalam B.G. III. 37:
Kama esa krodha esa rajo guna samudbhawah,
Mahasano mahapapma viddy enam iha vairinam.

(Itu adalah nafsu, amarah yang lahir dari rajaguna; sangat merusak, penuh dosa, ketahuilah bahwa keduanya ini adalah musuh yang ada di bumi ini).

Kama dan krodha selanjutnya dijelaskan sebagai selubung yang menutupi sang atma, sehingga atma kehilangan pancaran kemurniannya yang adalah kebijaksanaan. Dengan lenyapnya kebijaksanaan maka manusia terjerumus dalam perbuatan-perbuatan adharma. Merusak, mencuri, berzina, membunuh, memfitnah, dan berbagai kekejian yang berujung pada penderitaan dunia, yang pada prinsipnya amat berbeda dengan prilaku suci yang bersumber dari cahaya atman yang penuh kedamaian..

  1. Disatu sisi ada kebijaksanaan yang menyebabkan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan, disisi lain ada sad ripu yang merupakan musuh penghambat. Adakah cara untuk terus menumbuhkan rasa  persaudaraan antar sesama manusia secara mendasar agar dapat hidup rukun dan damai?

 Bhagawad gita VII.29 menegaskan:
Jara marana moksaya mam asritya yatanti ye,
Te brahma tad vuduh krtsnam adhyatman karma cakhilam
(Mereka yang berlindung pada-Ku, dan berusaha untuk dapat lepas dari umur tua dan kematian, mereka menyadari sepenuhnya Brahman, sang diri pribadi dan segala karma).
Ada tiga hal yang mendapat perhatian dari orang bijak yaitu Brahman, Adhyatman dan karma. Pengetahuan inilah yang mampu mengantarkan seseorang terbebas dari umur tua dan kematian. Hanya yang tidak dilahirkan kembali sajalah yang beroleh anugrah ini, artinya mereka yang terbebas dari belenggu punarbhawa. Ketiga pengetahuan ini adalah pengetahuan rahasia yang hanya dapat diperoleh melalui pengabdian dan penyerahan diri secara total pada Sang Pencipta.
  1. Mengapa pengetahuan tentang Brahman, adhyatman dan karma penting bagi umat manusia?
Tentang  Brahman, Adhyatman dan karma bagian Akasara Brahma Yoga Bhagawad Gita VIII.4 kembali menjelaskan:
Aksaram Brahma paramam svabhavo ‘dhyatman ucyate,
Bhuta bhavodbhava karo visargah karma samjnitah

(Yang kekal abadi, maha agung, adalah Brahman; persemayamannya didalam individu dinamakan adhyatman; karma adalah nama yang diberikan kepada persembahan yang melahirkan makhluk hidup  di dunia).
Brahman adalah yang kekal penyebab pertama yang  tidak disebabkan oleh karena itu Ia adalah Karana (sang penyebab) bagi semua yang ada. Brahman mengatasi subyek dan obyek. Ia tidak menjadi subyek pun bukan obyek. Brahman hanyalah sebuah keberadaan yang kekal dimana semuanya bersandar. Adyatma adalah manifesatasi dari Brahman yang menjadi sang hidup pada alam semesta. Ia adalah Brahman itu sendiri yang menyusup meresapi segala ciptaan hingga terciptalah kehidupan. Adhyatman adalah subyek yang menghadapi obyek maya yang dapat berubah. Ia menjadi “sang aku” yang mengalami suka duhka. Dan karma adalah daya kreatif yang merangkai segala ciptaan berjalan dalam rel kehidupan. Karma adalah esensi pergerakan alam secara menyeluruh. Seluruh prinsip kehidupan digerakkan oleh enegi karma tanpa kecuali.
  1. Bagaimana menyadari Brahman Atman dan karma sangatlah sulit, namun ketika prinsip dasar dari ketiganya dipahami berarti tumbuhnya sifat kemanusiaan dan persaudaraan. Apakah memang demikian?
Dengan menyadari bahwa seluruh alam ini adalah sebuah interaksi antara subyek sang jiwa dengan maya tattwa yang menjadi obyek, digerakan oleh generator karma maka tidak perlu ada yang membenci dan dibenci, karena secara keseluruhan segala yang ada bersandar pada Sang Penyebab yaitu Brahman. Jika semuanya adalah refleksi dari Sang Penjadi Dunia maka azas yang paling mendasar dari adanya segala ciptaan adalah Brahman Vasudewah sarwam iti”.
Disini orang bijak tiada lain adalah yang menyadari sepenuhnya Brahman, atman dan karma. Ia yang menyadari bahwa sang diri atman memiliki hubungan yang erat dengan Brahman, memamahi aspek kesamaan antara sifat atman dan Brahman, berusaha menghentikan segala pengaruh karma yang dapat melekat pada sang atman melalui penyerahan segala kerja hanya pada Hyang widhi. Dengan terbebasnya sang atman dari kemelekatan karma maka cahaya atman akan semakin mendekati sifat brahman untuk kemudian bersatu dengan Brahman.
  1. Apakah dengan memahami “Vasudewah sarwam iti”, akan mampu memutus penderitaan manusia yang disebabkan oleh punarbhawa?
Kelahiran berulang dalam pandangan Hindu merukan tangga naik atau turun dari satu tangga kehidupan yang pasti terjadi. Kelahiran kembali sebagai hadiah kesempatan untuk berbuat baik pada setiap kehidupan. Kesempatan ini memberikan pengalaman-pengalaman dalam setiap kelahiran yang tercatat dalam “memori karma” atau karma wasana. Karma wasana menjadi salah satu penentu bagaimana kehidupan seseorang dewasa ini maupun yang akan datang.
Walaupun telah berulangkali lahir namun karena tertutup maya, maka orang tak dapat mengetahui kelahiran-kelahiran sebelumnya. Tetapi dengan suatu tapa brata yang kuat dan ketat atau anugrah  dari Hyang Widdhi seseorang dapat mengetahui apa yang dialaminya pada masa lampau.
  1. Apakah dengan memahami “Vasudewah sarwam iti” akan timbul penghargaan yang sama pada semua manusia?
Lebih dari itu menyadari bahwa semua makhluk memiliki tujuan diciptakan ke bumi, memiliki peran masing-masing sehingga  bukan hanya saling menghargai tetapi saling membutuhkan satu dengan yang lainnya.
Paropakaraya phalanthi wrksah
Paropakaraya vahanthi nadyah
Paropakaraya duhanthi gavah
Paropakaratham idam sariram
Demi yang lain pepohonan berbuah, Demi yang lain sungai mengalir, Demi yang lain sapi memberi susu, Demi yang lain hidup manusiamu.
Samarinda, .........................2015
Mengetahui
TVRI Kaltim                                                               Narasumber


………………………..                                                        I Gede Adnyana, S.Ag
                                                                                                NIP. 197605112003121003



Prakata

Pemirsa yang berbahagia, berbagai kejadian yang bertentangan dengan kemanusiaan semakin sering kita dengar, semakin mudah memperoleh berita kriminal dibandingkan berita tentang pembangunan, atau tentang kebaikan. Bahkan insiden berlatar belakang SARA juga semakin mencuat kepermukaan. Dimanakah rasa persuadaraan yang kita miliki? Apakah ini artinya agama mulai melemah atau umat manusia mulai meninggalkan keyakinannya?
Kali ini kita akan membahas tentang Persaudaraan Semesta melalui ajaran mulia Vasudewah sarwam iti”. Hadir bersama kita bapak I Gede Adnyana yang akan mengupas Vasudewah sarwam iti” persuadaraan semesta

  1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat “Vasudewah sarwam iti”?
  2. Bagaimana mungkin seseorang dapat memandang segalanya ini sebagai Tuhan?
  3. Jika kebijaksanaan itu seperti pohon, bisa tumbuh pada diri manusia, artinya juga sebaliknya dapat menjadi kerdil atau bahkan mati. Faktor apa saja yeng menyebabkan  kerdilnya kebijaksanaan seseorang?
  4. Disatu sisi ada kebijaksanaan yang menyebabkan tumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan dan persaudaraan, disisi lain ada sad ripu yang merupakan musuh penghambat. Adakah cara untuk terus menumbuhkan rasa  persaudaraan antar sesama manusia secara mendasar agar dapat hidup rukun dan damai?
  5. Mengapa pengetahuan tentang Brahman, adhyatman dan karma penting bagi umat manusia?
  6. Bagaimana menyadari Brahman Atman dan karma sangatlah sulit, namun ketika prinsip dasar dari ketiganya dipahami berarti tumbuhnya sifat kemanusiaan dan persaudaraan. Apakah memang demikian?
  7. Apakah dengan memahami “Vasudewah sarwam iti”, akan mampu memutus penderitaan manusia yang disebabkan oleh punarbhawa?
  8. Apakah dengan memahami “Vasudewah sarwam iti” akan timbul penghargaan yang sama pada semua manusia?

Senin, 27 Juli 2009

DASAR-DASAR YOGA ASANAS

DASAR-DASAR YOGA ASANAS




I.                  Puja Yoga

Yoga berati hubungan antara Atman dengan Brahman. Doa merupakan proses hubungan dengan tujuan memohon kecerdasan budhhi, perlindungan fisik dan mental, dan bimbingan rohani.

  1. Sikap duduk (Om Prasada stiti sarira siwa suci nirmala ya namah swaha
  2. Pranayama (dalam hati, om ang namah, om ung namah, om mang namah)
  3. gayatri x mahamertyunjaya, guru puja)
  4.  Penutup Kegiatan Yoga mertyunajaya


              Gayatri mantra

ॐ भूर्भुवः॒ स्वः ।
तत्स॑वि॒तुर्वरे॑ण्यं॒
भर्गो॑ दे॒वस्य॑ धीमहि ।
धियो॒ यो नः॑ प्रचो॒दया॑त् ॥

Oṃ bhūr bhuvaḥ svaḥ
tát savitúr váreṇ(i)yaṃ
bhárgo devásya dhīmahi
dhíyo yó naḥ pracodáyāt

Om adalah bhur bhuvah svah Kita memusatkan pikiran pada kecemerlangan dan kemuliaan Sanghyang Widhi, Semoga Ia berikan semangat pikiran kita

Maha Mrtyujaya mantra
Om Tryambakam yajamahe
Sugandim pusti wardanam
Urwa rukam iwa  bandanat
Mrtyur muksiya mamritaat
Guru Puja
Om Guru brahma Guru wisnu Guru dewa maheswara Guru saksat Param brahma
tasmai sri gurawe namaha



Sumber Video: https://youtu.be/SarlTxrAbIY?t=851



Dipublikasikan tanggal 17 Des 2014 
II.               Pawanamuktasana
Dikombinasikan  dengan Nadhi Sodhana dan Sawasana

a.    Nadhi Sodhana
Tujuan: mempersiapkan diri secara mental sebelum pelaksanaan asanas, merangsang pembuluh darah, menenangkan mental pikiran agar fokus dalam pelaksanaan yoga .

b.    Sawasana,
Sawasana sebelum asanas, memberikan kesadaran pada pikiran, untuk memberikan rasa rileks pada tubuh, sehingga merangsang kelenjar kelenjar pada sistem hormonal memproduksi obat secara alami yang berguna bagi kesehatan.  Tidur terlentang dalam posisi rileks, bernafas secara alami,  arahkan kesadaran pikiran pada sekujur tubuh. Kendorkan persendian tubuh mulai jari kaki, pergelangan kaki, tulang belakang, jari-jari tangan, siku, lengan atas, tubuh bagian depan, relaksasi, lepaskan segala beban. Kembali dalam sikap duduk

C.                  Pawanamuktasana (peregangan)
Pavana   berarti   ‘angin’;   mukta   berarti   ‘membebaskan’;   dan   asana berarti  ‘sikap  badan’.  Oleh  karena  itu  Pavanamuktasana  adalah  sekelompok latihan  yang  membebaskan  angin  dan  gas  dari  tubuh.  Rangkaian Pavanamuktasana  sangat  sederhana,  namun  rangkaian  tersebut  paling  efektif dalam mengatur apa yang di India dikaitkan sebagai watak : lendir (kapha), angin (vata), dan asam atau empedu (pitta).
Menurut ilmu pengobatan kuno yang dikenal dengan Ayurveda, tiga kecenderungan  ini  mengatur  semua  fungsi  tubuh.  Jika  suatu  ketidakberesan muncul pada fungsi tubuh mereka, maka reaksi negatif terjadi pada metabolisme tubuh dan mengakibatkan penyakit. (Sumber Makalah : Guru Made Sugata)

a.    Pawanamuktasana 1: bermanfaat untuk peregangan persendian, mencegah terjadinya cedera pada persendian, mengeluarkan angin jahat pada daerah persendian.

Cara Melakukan:
Lihat Video Berikut yang bersumber dari 
Divinewellness1

158 rbx ditonton7 tahun yang lalu
Pawanmuktasana series I or PM I is the series of 17 yoga poses namely, Prarambhik Sthiti (Base Position), Padanguli Naman ...



b.    Pawanamuktasana 2: peregangan daerah perut, mencegah terjadinya cedera pada perut, mengeluarkan angin jahat dalam perut

1.    Angkat kaki kanan hembuskan nafas, tahan sejenak, turun tarik nafas
2.    Angkat kaki kiri hembuskan nafas, tahan sejenak, turun tarik nafas
3.    Angkat kedua kaki  hembuskan nafas, tahan sejenak, turun tarik nafas

4.    Tekuk lutut bergantian  hembuskan nafas, tahan sejenak, lurus tarik nafas
5.    Tekuk lutut kedua lutut   hembuskan nafas, tahan sejenak, lurus tarik nafas


6.    Posisi badan terlentang  tekuk salah satu lutut    memutar kesamping hembuskan nafas, tahan sejenak, hingga terjadi peregangan

III.           Candranamaskar (penghormatan pada Dewi Candra) sebagai persembahan bhakti serta pemanasan.
Perkataan Chandra namaskara berarti menghormati Dewi Chandra. Ia memiliki 9 asana yang delapan diantaranya diulang sehingga menjadi 17 gerakan yang dilakukan secara berkesinambungan.
Chandra namaskara disebut juga meditasi Chandra kinanti karena jika seseorang melakukannya setiap bulan Purnama dan Tilem ia akan mendapatkan 7 anugerah Dewi Chandra, meliputi:
1.    Kesuciannya ditingkatkan
2.    Dibebaskannya dari segala penderitaan dan kesengsaraan
3. Dibebaskan dari segala rintangan sehingga perjalanan kehidupannya menjadi mulus.
4.    Segala cita-citanya akan tercapai.
5. Ditingkatkan kecemerlangannya sehingga segala perbuatannya di hargai, di kagumi, di hormati oleh orang lain.
6.    Dilunasinnya hutang sesangi atau kaul yang belum dibayar baik pada kehidupan masa lalu maupun pada masa kehidupan sekarang.
7.    Dibebaskanya dari kutukkan para Dewa ataupun sesama manusia baik kutukan pada sekali kehidupan maupun kutukan tujuh turunan.

Secara fisik manfaatnya : efektif untuk menyembuhkan luka lambung, tekanan darah tinggi, keluhan kandung kencing, keluhan sakit pada lever (sakit kuning), rasa pahit dimulut, kekacauan dalam pikiran (mudah marah), dan menormalkan suhu badan.
 Meditasi Chandra kinanti dilakukan setelah puja tri sandhya dan kramaning sembah dengan melakukan asanas sebagai berikut:
1.    Berdiri tegak, kedua tangan dicakupkan di depan dada, pejamkan mata, dan meditasi pada Anahata cakra. Mantram : “Om chandra kirana dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang bibirnya menyorotkan cahaya bulan).
2.    Badan tengadah atau melengkung kebelakang, kosentrasi pada Wisudha cakra, mantram: “ Om ratih dewi ya namah (sembah kepada dewi yang bersenjatakan bunga-bunga yang memancarkan cahaya warna-warni).
3.    Bungkukkan badan, hidung mengarah ke lutut dan telapak tangan menempel di tanah, meditasi pada Swadhistana cakra. Mantram: “ Om lamawati dewi ya namah (sembah kepada dewi yang berambut panjang).
4.    Duduk jongkok kedua telapak tangan menempel di tanah, meditasi pada Muladhara cakra, dengan mantram “ Om kumari dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang berambut panjang dan kedua alisnya memancarkan cahaya beraneka warna).
5.    Kaki kiri bergeser ke belakang yang lututnya bertumpu pada tanah, lutut kaki kanan ditekuk, dan badan melengkung kebelakang, disertai kedua tangan sejajar lurus ke atas, meditasi pada Ajna cakra. Mantram “Om bimba dharani dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang memiliki kemolekan di kedua telinganya dan bercahaya di ujung rambutnya).
6.    Luruskan kaki kiri ke belakang, dorong badan ke depan, kedua telapak tangan menempel di tanah, meditasi pada Manipura cakra. Mantram “Om rekhawati dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang bibirnya memancarkan cahaya penuh kedamaian).
7.    Angkat badan, tarik kaki kanan ke belakang sejajar dengan kaki kiri, kedua lutut bertumpu pada lantai, lengkungkan badan ke belakang, kedua tangan sejajar lurus ke atas, meditasi pada Wisudha cakra. Mantram “Om huta wahini dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang lengannya memancarkan cahaya cemerlang).
8.    Bungkukkan badan hingga sujud, kedua lengan sejajar lurus hingga kedua telapak tangan menempel di tanah, meditasi pada Sahasrara cakra. Mantram “ Om kumuda dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang memancarkan cahaya seperti bunga teratai).
9.    Dorong badan kedepan hingga telungkup, ke dua kaki lurus, kedua telapak tangan berada di kiri kanan dada, kemudian luruskan kedua lengan hingga badan melengkung kebelakang, meditasi pada Swadisthana cakra. Mantram “Om satya wahini dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang kukunya membawa kebenaran dan  keberuntungan).
10.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke delapan, dengan mantram “Om yuwati dewi ya namah”  (sembah kepada dewi yang jantungnya memancarkan cahaya).
11.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke tujuh, mantram “Om kresna dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang tulang-tulangnya memancarkan cahaya).
12.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke enam, mantram “Om rasa sukisma dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang rahimnya memancarkan cahaya cemerlang).
13.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke lima, mantram “Om udaya dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang kedua tangannya membawa keberuntungan dan nasib baik).
14.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke empat, mantram “Om asmara dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang membangkitkan dan menyemarakan cinta asmara).
15.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke tiga, mantram Om sankini dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang kedua pahanya memancarkan cahaya).
16.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke dua, mantram Om gomayika dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang pusarnya memancarkan cahaya cemerlang).
17.          Gerakan dan meditasi mengulang gerakan ke satu, mantram “Om warnamayi dewi ya namah” (sembah kepada dewi yang memancarkan cahaya indah).
Sumber:

3,4 rbx ditonton6 tahun yang lalu
Yoga Candra Namaskara di peragakan oleh Wayan Sudewa di Pantai Kuta - Bali, Yoga Garis Perguruan Candra, Yoga Garis .

IV.            10 Asanas Dasar
Asanas dasar bermanfaat  membuka saluran energi, cakra dan pusat psikis tubuh serta meningkatkan fleksibilitas tulang belakang, memperkuat tulang dan merangsang peredaran darah serta sistem kekebalan tubuh. Dengan pernapasan yang tepat atau pranayama, asanas ini juga menenangkan pikiran dan mengurangi stres. Dengan latihan yang teratur orang dapat memastikan kesehatan secara keseluruhan fisik dan mental.

 10 Asana Dasar  Terdiri Dari
1.    Sirshasana & pranamaasana
2.    dharmikasana
3.    Sarvangasana
4.    Halasana
5.    Paschimothanasana
6.    Sasangka Bhujangasana
7.    Dhanurasana
8.    Ardha Matsyendrasana/ maricyasana
9.    Pada Hasthasana
10.                      Trikonasana


Sumber:

Hatha Yoga: Full 12 Asana Session

677 rbx ditonton5 tahun yang lalu
According to Hatha Yoga as taught by Prabhuji, in our session of pracice, after the Vinyasa (such as Sun Salutation or Surya
Merupakan perpaduan asanas yang mampu menigkatkan energi, keseimbangan hormon, sehingga sangat bermanfaat bagi kesehatan serta sistem imun tubuh


1.      Śirṣāsana dan pranamaasana (manfaat sama dengan sirsasana)      
Sikap tegak dengan tumpuan kepala.
Sikap : Duduklah dalam posisi vajrasana, bungkukkan badan, letakkan kedua lengan bawah diatas tanah dengan jari – jari tangan saling terpaut  sebagai tumpuan. Angkat lutut dari tubuh dan pantat sampai kedua kaki lurus, gerakkan kedua kaki perlahan hingga lurus keatas. Pastikan kepala, badan dan kaki tegak lurus.

Nafas : Tahanlah nafas pada saat melakukan gerakan, bernafas normal dan lembut pada saat posisi badan sempurna, tahan nafas kembali pada saat menurunkan badan.

Konsentrasi : Sahasrāra cakra (pada kepala)

Batasannya : Śirṣāsana tidak boleh dilakukan oleh orang yang memiliki tekanan darah tinggi, rasa pusing, debaran jantung, pembekuan darah, radang selaput lender yang kronis, sembelit kronis, suatu keadaan darah yang kotor atau mata ayam yang berat.

Manfaat: meningkatkan aliran darah keotak, dan membantu memperbaiki bentuk syaraf dan penyakit-penyakit kelenjar, terutama yang berhubungan dengan jaringan reproduksi. Āsana ini menghilangkan berbagai gangguan kejiwaan, dan melenyapkan sakit kepala, asma, alergi, kurang tenaga, dan lain-lain.

Untuk Wanita yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan sirsasasa dianjurkan melakukan asana dengan manfaat yang sama dengan sirsasana yaitu pranamaasana.

2.    Dharmikasana
Sikap : Setelah dari posisi sirsasana/ pranamaasana turunkan kaki, duduk dalam vajrasana, wajah menunduk dahi menyentuh lantai, sekujur tubuh menjadi rileks.

Nafas : Hembskan nafas secara alami pada saat melakukan gerakan, bernafas normal dan lembut pada saat posisi badan sempurna, Tarik nafas kembali pada saat kembali dalam posisi Vajrasana

Konsentrasi : Ajnya cakra (antara kedua alis)
Manfaat: meningkatkan aliran darah keotak, dan membantu memperbaiki bentuk syaraf merilekskan aliran darah setelah sirsasana.
3.    Sarvangasana
Berbaring terlentang lurus dengan kedua kaki rapat, kedua lengan di samping badan dan telapak tangan menghadap kebawah. Tarik nafas  dan tahan lalu angkat punggung dan kaki dengan bantuan kedua tangan dan tekuklah kedua siku sebagai penyangga hingga kaki dan punggung ke posisi tegak lurus dengan menekankan telapak tanggan pada punggung tersebut, dengan leher, dada yang menekan kearah dagu. Lakukan nafas normal ketika tubuh mantap pada posisi terangkat. Kembali keposisi awal dengan menahan nafas.

Konsentrasi : Viśudhi Cakra (pada tenggorokan).

Batasannya : bukan untuk para penderita penyakit gondok yang membesar, hati atau limpa kecil, tekanan darah tinggi atau sakit jantung.

Manfaat : merangsang kelenjar gondok dan dengan demikian memperbaiki keseimbangan peredaran darah, sistem pencernaan, reproduksi, jaringan saraf, dan jaringan kelenjar. Memperbaiki pertumbuhan tubuh yang tidak baik dan membebaskan berbagai gangguan kejiwaan dengan membawa pasokan darah segar ke otak. Āsana ini menghilangkan asma, bronkhitis, penyakit kaki gajah dan menghilangkan kelebihan lemak.

4.    Halasana
Sikap :
Tekniknya mirib dengan sarvangasana akan tetapi kaki dibawa ke belakang sampai ujung jari kaki menyentuh lantai.    Dalam    asana    ini, pada awalnya tarik nafas, kemudian perlahan-lahan menghembuskan nafas saat kaki sudah menyentuh lantai dan tahan semampunya.

Saat kembali ke posisi awal, sambil menarik nafas, mata dalam keadaan terpejam.

Manfaat :
Mengatur  fungsi  organ-organ  perut,  ginjal,  hati,  pankreas.  Asana  ini dapat juga mengurangi lemak yang menumpukpada bagian pinggang, mengobati diabetes, menghilangkan wasir, melenturkan tulang belakang, dan menyeimbangkan syaraf-syaraf tulang belakang.
5.    Paschimothanasana
Sikap :
Duduklah    dengan  posisi  badan  tegak,  luruskan  kedua  kaki  tarik nafas sembari merangkaikan kedua tangan diatas, tekuk kepala  kemudian rebahkan tangan dan badan sembari  menghembuskan nafas. Kedua Kaki tatap lurus menyentuh lantai. Tahan sesaat kemudian kembali keposisi awal. (lakukan hal yang sama pada kaki kiri).

Manfaat  :
Untuk meregangkan dan menyeimbangkan syaraf-syaraf  tulang belakang, melemaskan otot  punggung dan memijat otot-otot perut.
6.    Sasangka Bhujanggasana
Ambil posisi merangkak seperti kucing, rendahkan pinggul merunduk kearah belakang, perlahan posisi kepala merayap seperti kobra kearah depan.
Berikutnya angkat kepala Anda bantu dengan mendorongkan kedua tangan sebagai penopang, pandangan keatas, hingga terasa penekanan pada tulang ekor
Nafas biasa saat merangkak, hembuskan nafas saat posisi merunduk, Tarik nafas saat mengangkat kepala, tahan sejenak selama yang anda mampu, hembuskan nafas saat kembali pada poisis awal
Manfaat  :
Untuk meregangkan dan menyeimbangkan syaraf-syaraf  tulang belakang, melemaskan otot  punggung dan memijat otot-otot perut, sangat efektif membantu para wanita yang mengalami masalah menstruasi dan masalah pada kewanitaan
7.    Dhanurasana
Sikap :
Ambilah posisi telungkup, kemudian   tekuk   kedua   kaki dan egang pergelangan kaki dengan kedua tangan. Sambil menarik      nafas,      angkatlah kaki ke atas sampai badan melengkung   membentuk busur.
 Pertahankan posisi ini dengan menahan nafas dan keluarkan pada saat kembali ke posisi awal.
Manfaat :
Asana ini dapat memijat organ-organ dan otot-otot perut dengan kuat sehingga dapat mengatasi masalah penyakit pencernaan, usus, dan kelembaman hati. Serta sangat bagus untuk tulang belakang dan yang memiliki perut yang besar. Dengan asana ini, semua jenis prana dalam tubuh mulai berfungsi seimbang.


8.     Ardha Matsyendrasana/ maricyasana
Sikap : Duduk dengan kedua kaki lurus kemudian lipat kaki kiri, letakkan kaki kanan disamping   kaki   kiri.   Kemudian   mulai tarik nafas, pegang ujung kaki kanan dengan  tangan  kiri.  Tangan  kanan  lipat ke belakang, pandangan lurus kebelakang sambil memutar pinggang. Kemudian tahan nafas dan keluarkan perlahan saat kembali ke posisi awal. lakukan demikian sebaliknya.
Untuk para wanita yang memiliki panggul besar yang mengalami kesulitan dalam arda matsendrasana diberikan alternatif  maricyasana dengan manfaat yang sama dengan ardamatsendrasana
 Manfaat: Menyelaraskan otot-otot tulang belakang, membuat otot-otot punggung lemas dan mengendorkan tulang belakang, memijat organ-organ perut, menghilangkan penyakit pencernaan, mengatur keluarnya hormon adrenalin.   Mengaktifkan   pancreas,   mengurangi   sakit   pinggang   dan rematik, sangat bagus untuk penderita kencing manis.
9.    Pada Hasthasana

Berdirilah tegak dengan kedua kaki renggang empat   sampai   enam   inci.   Angkatlah   kedua lengan ke atas kepala dengan telapak tangan menghadap  ke  atas,  bungkukkan tubuh kemudian mencium lutut.

 

Nafas :

Tarik nafas saat mengankat tangan, embuskan saat bungkuk, tahan saat cium lutut, tarik nafas saat kembali pada posisi normal

 

Manfaat :

memperkuat otot perut dan meregangkan ruas, meningkatkan   pertumbuhan   tulang   punggung dan  membersihkan  sumbatan  syaraf-syaraf tulang belakang konsentrasi pada tulang ekor.


10.                      Trikonasana
Sikap : Berdirilah tegak dengan kedua kaki renggang kira-kira tiga kaki. Angkatlah kedua lengan kesamping untuk membentuk satu garis lurus. Putarlah tubuh kekanan sambil sedikit menekuk kedua lutut. Bawalah tangan kanan ke kaki kanan, jagalah agar kedua lengan tetap saling sejajar.
Pandangan ke atas pada tangan kiri. Kembalilah pada posisi berdiri, jagalah agar kedua lengan tetap pada garis lurus. Ulangi pada sisi tubuh yang lain. Tarik nafas ketika mengangkat kedua lengan. Hembuskan nafas ketika menekuk tubuh. Tariklah nafas ketika berdiri pada posisintegak lurus.
Manfaat :
Merangsang susunan syaraf dan mengurangi ketegangan syaraf. Mendorong nafsu makan, memperbaiki pencernaan, dan menghilakan

11.                      Sawasana
Mulai dari kaki sebelah kiri: Rasakan aliran energi pada telapak dan jari-jari kaki kiri, pergelangan kaki kiri, betis kiri, lutut, paha.
Lanjutkan kaki sebelah kanan: Rasakan aliran energi pada telapak dan jari-jari kaki kanan, pergelangan kaki kanan, betis kanan, lutut, paha.
Jari-jari tangan kiri, telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri, lengan, siku, lengan atas, ketiak. Jari-jari tangan kanan, telapak tangan kanan, pergelangan tangan kanan, lengan, siku, lengan atas, ketiak.
Rasakan energi pada Bagian bawah pinggang, pinggang, punggung, pangkal leher, kepala belakang, kepala atas, wajah, leher, sekujur tubuh terasa rileks, otot menjadi kendor, badan ringan bagaikan tidur diatas kapas lembut, seluruh berat badan pasrahkan pada bumi, agar segala kekuatan negatif didalam diri terserap oleh ibu pertiwi.



Mrtyujaya mantra
Om asatoma sad gamaya
Tamaso ma jyotir gamaya
Mrtyor maamritam gamaya

Terjemahan:
Om Hyang Widdhi bimbinglah hamba dari ketidak kekalan menuju yang kekal, bimbinglah hamba dari kegelapan menuju cahaya terang, bimbinglah hamba dari kematian menuju keabadian.


Bacaan:

1.     Swami Satyananda Saraswati; Asana Pranayama Mudra Bandha, Bihar school of Yoga 1996
2.     Makalah YOGA  (TINGKATAN DAN TEKNIS YOGA ASANAS)  Oleh : Drs. I Made Sugata, M.Ag 2013

Vasudewah sarwam iti

“ Vasudewa h  sarwam iti ” Persaudaraan Semesta Oleh : I Gede Adnyana, S.Ag Prakata Pemirsa yang berbahagia, berbagai kejadian...